Contoh Khutbah Jum'at di Hari Yang Fitri Terbaru : Mari Kembali Ke Fitrah


Contoh Khutbah Jum’at Pada Bulan Syawal Terbaru : Mari Kembali Ke Fitrah

السلام عليكم و رحمةالله و بركاته

الْحَمْدُِللهِ الْمُتُوُحِّدِ فِى الْجَلَالِ بِكَمَالِ الْجَمَالِ تَعْظِيْمًا وَ تَكْبِيْرًا. الْْمُتَفَرِّدِ بِتَصْرِيْفِ اْلأَحْوَاْلِ عَلَى التَّفْصِيْلِ والِاجْمَالِ تَقْدِيْرًا وَ تَدْبِيْرًا. الْمَتَعَاِلى بِعَظَمَتِهِ وَ مَجْدِهِ الَّذِىْ نَزّلَ الْفُرْقَانَ عَلَى عَبْدِهِ لِيَكُوْنَ لِلْعَاْلََمِيْنَ نَذِيْرًا .أَشْهَدُ أَنْ لآ اِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ.وَ أَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَ رَسُوْلُهُ, لَا نَبِيَّ بَعْدَهُ

اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إبْرَاهِيمَ وَعَلَى آلِ إبْرَاهِيمَ إنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌ. اَمَّا بَعْدُ. يَا عِبَادَ اللهِ أُوْصِيْكُمْ وَ إِيَّايَ بِتَقْوَى اللهِ وَ طَاعَتِهِ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُوْنَ.

Izzul Islam. Pertama-tama marilah kita panjatkan pujian yang setingi-tinginya kepada Alaah SWT, Tuhan semesta alam yang menciptakan alat semesta, dunia dan akhirat. Tiada tuhan melainkan Allah SWT dzat yang maha pengasih lagi lagi maha penyayang. 

Salam dan Salawat kita hanturkan kepada junjungan besar Nabiullah Muhammad SAW yang telah berhasil membawa umat manusia dari kejahilan gelap gulita ke Islam yang terang benderang.

Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah

Sebagaimana kewajiban seorang Khatib yang sedang membaca Khutbah, saya berkewajiban untuk mengingatkan kepada diri sendiri dan juga kepada seluruh kaum muslimin yang hadir pada hari yang penuh berikan ini untuk menjauhi segala hal yang dibenci oleh Allah SWT dan juga Menjalankan segala Perintah-nya. Sangkin pentingnya bertaqwa kepada Allah SWT, sampai-sampai Al-Qur’an menyebutkan kata perintah “ittaqullâh” atau bertakwalah kalian kepada Allah SWT sampai 50 kali, sudah barang tentu bahwa peringatan ini sangat nyata mengingat sifat manusia yang suka lupa, sehingga peringatan ini disebutkan berulang-ulang. dan memang tidak aad penolong lain di dalam Barzah dan di Akhirat kelak selain Ketaqwaan kita kepada Allah SWT.

Sungguh tidak dzat yang lebih menepati janjinya melainkan Allah SWT, sedangkan janji Allah tidak hanya di dunia, namun juga di Akhirat. Orang-orang yang bertakwa akan dimudahkan urusannya oleh Allah SWT oleh karena itu sangatlah penting untuk saling mengingatkan saudara saudara kita yang seiman agar senantiasa bertakwa kepada allah SWT.

Mengapa kita harus selalu saling mengingatkan untuk saling bertakwa? Karena sebagai manusia yang memiliki sifat dasar memiliki nafsu, maka kemungkinan untuk melakukan dosa sangatlah besar, dosa yang dilakukan terkadang disadari dan juga tidak disadari oleh karena itu sangat penting untuk saling mengingatkan dan terhindar dalam meninggal dalam keadaan tidak beriman.

Hadirin sidang jama’ah jumat yang dimuliakan oleh Allah SWT

Seseorang yang bertakwa kepada Allah SWT tentunya memiliki hati yang bersih dan suci. Kebersihan hati inilah yang bermanfaat bagi seorang muslim dalam menjalani hidup. Hal ini sesuai dengan firman Allah dalam yang bercerita mengenai Nabi Ibrahim AS di antara do’a beliau “janganlah engkau hinakan aku pada hari mereka dibangkitkan kelak”. Kapankah dan hari kebangkitan tersebut tiba dan bagaimanakah ketakutan nabi Ibrahim AS akan hari tersebut?

يَوْمَ لا يَنفَعُ مَالٌ وَلا بَنُونَ (٨٨) إِلاَّ مَنْ أَتَى اللَّهَ بِقَلْبٍ سَلِيمٍ (٨٩) وَأُزْلِفَتِ الْجَنَّةُ لِلْمُتَّقِينَ

(Hari kebangkitan tersebut) adalah hari saat harta dan anak tidak berguna lagi, kecuali mereka  yang menghadap Allah dengan hati yang bersih. Dan pada hari itu didekatkan surga bagi mereka, orang-orang yang bertakwa. (QS asy-Syu’arâ’, 26: 88-90)

Sudah menjadi rahasia umum, bahwa satu-satunya yang menjadi bekal kita hidup di Akhirat adalah amal dan perbuatan kita selama menjalani kehidupan di Dunia. Bagi mereka yang berbuat baik dan menyatakan beriman kepada Allah SWT maka surga adalah balasan sedangkan bagi mereka yang tidak sungguh siksa Allah SWR sangatlah pedih. Mengapa harus dinyatakan Beriman Kepada Allah SWT?

Semua manusia dilahirkan pasti memiliki hati, Oleh karena tidak hanya Islam yang memiliki kebaikan hati tapi juga orang lain yang tidak seiman, lantas apakah Tuhan tidak adil menempatkan mereka yang baik namun tidak beriman di dalam neraka? Seorang ulama menjawa pertanyaa ini dengan sedikit, logika seorang yang terlahir pintar tentu tidak aakn mendapatkan ijazah dari suatu universitas jikalau dirinya tidak terdaftar, tidak peduli seberapa-pun pintarnya, oleh karena itu, bersyukurlah kita yang diberi Nikmat keimanan oleh Allah SWT dan jangan menyianyiakannya.

Rasulullah SAW pernah bersabda: “Seorang hamba apabila melakukan suatu kesalahan, maka tebentuk dalam hatinya sebuah titik hitam, dan apabila ia meninggalkannya dan meminta ampun serta bertaubat, hatinya dibersihkan, dan apabila ia kembali (melakukannya) maka (akan) ditambahkan titik hitam tersebut hingga menutup hatinya, dan itulah yang diistilahkan dengan sebutan “ar-Rân”

Seperti yang telah disebutkan oleh Allah SWT dalam QS al-Muthaffifin [83]: 14-17 yakni
 

كَلا بَلْ رَانَ عَلَى قُلُوبِهِمْ مَا كَانُوا يَكْسِبُونَ، كَلا إِنَّهُمْ عَنْ رَبِّهِمْ يَوْمَئِذٍ لَمَحْجُوبُونَ، ثُمَّ إِنَّهُمْ لَصَالُو الْجَحِيمِ، ثُمَّ يُقَالُ هَذَا الَّذِي كُنْتُمْ بِهِ تُكَذِّبُونَ

Sekali-kali tidak demikian. Sebenarnya apa yang selalu mereka usahakan itu menutupi hati mereka. Sekali-kali tidak. Sesungguhnya mereka pada hari itu benar-benar tertutup dari (rahmat) Tuhan mereka. Kemudian sesungguhnya mereka benar-benar masuk neraka. Lalu dikatakan (kepada mereka), “Inilah azab yang dulu selalu Kami dustakan.” (QS al-Muthaffifin [83]: 14-17).

(Hadits Riwayat at-Tirmidzi dari Abu Hurairah, Sunanat-Tirmidzi, XII/194, hadits no. 3654)

Kaum Muslimin Rahimakumullah

Mengetahui pentingnya untuk menjaga hati dari kelalaian dan membeku seolah-olah telah ditutup pintu dalam hatinya dan berlau tidak sebagaimana manusia, kita perlu menjaga perbuatan dari hal-hal yang dapat merusak hati. Ada beberapa penyebab yang dapat menyebabkan hati menjadi membeku, amalan-amalan ini jika dilakukan akan menghilangkan kebaikan dalam hati seseorang dan oleh karean itu tidak heran jika saat ini kita melihat banyak orang yang sudah dengan serakah memakan hal yang buka hanya sedang dia tahu itu adalah salah, ada banyak manusia yang mabuk-mabukkan dan berjudi sedang dia tahu itu adalah sebuah kesalahan.

Seorang ulama yang bernama Ibrahim bin Adham pernah ditanya oleh penduduk Baghdad, bahwa mereka telah sering berdoa, tetapi seolah-olah doa mereka tidak dikabulkan oleh Allah. Mendengar pertanyaan ini, Ibrahim bin Adham menjawab, bahwa penyebab tidak terkabulnya doa mereka adalah karena matinya hati mereka. Dan penyebab kematian hati tersebut adalah karena 10 (sepuluh) hal:

  1. Kamu mengaku beriman dan sangat paham akan keberadaan Allah, namun tidak mau tunduk dan patuh kepada-Nya.
  2. Kamu membaca Al-Quran, tetapi kamu tidak mengamalkan isinya.
  3. Kamu mengetahui bahwa setan adalah musuh, tetapi justru kamu ikuti jalannya.
  4. Kamu mengatakan mencintai Rasulullah s.a.w., tetapi kamu meninggalkan akhlak dan sunnah-sunnah beliau.
  5. Kamu mengatakan memohon surga, tetapi tidak beramal untuk meraihnya.
  6. Kamu mengatakan takut neraka, tetapi tidak pernah berhenti melakukan dosa.
  7. Kamu mengatakan mati pasti akan datang, tetapi kamu tidak memersiapkan diri untuk menghadapinya.
  8. Kamu sibuk membicarakan kekurangan orang lain, tetapi tidak memikirkan mengenai kekurangan dirimu sendiri.
  9. Kamu makan rezeki dari Allah, tetapi tidak mau bersyukur kepada-Nya.
  10. Kamu menguburkan mayat saudaramu, tetapi tidak menjadikannya sebagai pelajaran.

Ibrahim bin Adama menjelaskan penyakit-penyakit hati yang telah disebutkan di atas adalah bentuk penyakit yang dapat mematikan hati seorang manusia, dan apabila hati sudah rusak maka rusaklah seluruh amal perbuatan. Maka dari itu mari kita sama-sama menanyakan pada diri kita apakah kita salah mengerjakan salah satu dari sepuluh perkara tersebut atau jangan-jangan kita mengerjakan seluruh perkarah tersebut, Naudzu Billah Min Dzalik.

Sudah barang tentu manusia adalah tempat khilaf dan bersalah, namun sebagai bentuk pemakluman atas kekurangan tersebut, Allah SWT dengan senantiasa membukakan pintu tobat kepada manusia yang selalu berusaha menjadi pribadi yang baik. Bertaubatlah dan memintalah kepada dzat yang mebolak-balikkan hati agar seluruh tidak menuju pada hal-hal yang bisa mematikan hati.

**
بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ
الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرّحِيْمِ**

Khutbah Jum’at  ke II 
  

إِنّ الْحَمْدَ ِللهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَسَيّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاّ اللهُ وَأَشْهَدُ أَنّ مُحَمّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ
اَللهُمّ صَلّ وَسَلّمْ عَلى مُحَمّدٍ وَعَلى آلِهِ وِأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدّيْن.
يَاأَيّهَا الّذَيْنَ آمَنُوْا اتّقُوا اللهَ حَقّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنّ إِلاّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ

إِنَ اللهَ وَمَلَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ، يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اللَّهُمَّ صَلِّعَلَى مُحَمَّدٍ وَ عَلَى آلِ مُحَمَّدٍ، كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إبِرْاَهِيْمَ وَعَلَى آلِ إَبْرَاِهْيْمَ. وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ، وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ،  كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، وَارْضِ اللَّهُمَّ عَنِ الصَّحَابَةِ وَ التَّابِعِيْنَ وَمَنْ تَبِعَهُمْ إِلَى يَوْمِ الدَِيْنِ، وَارْحَمْنَا مَعَهُمْ وَفِيْهِمْ بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاِحِمْيَن. اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَ الْمُسْلِمِاْتِ وَ الْمُؤْمِنِيْنَ وَ الْمُؤْمِنَاتِ، اْلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَ اْلأَمْوَاْتِ، إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعَوَاتِ. رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنْفُسَنَا وَ إِنْ لَمْ تَغْفِرْلَنَا وَ تَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ الْخَاسِرِيْنَ.رَبَّنَا لَا تُزِغْ قُلُوْبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا وَ هَبْ لَنَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً إِنَّكَ اَنْتَ الْوَهَّابُ. للَّهُمَّ طَهِّرْ قُلُوْبَنَا مِنَ النِّفَاْقِ وَ اَعْمَالَنَا مِنَ الرِّيَاءِ رَبَّنَا آتِنَا فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَ فِى اْلأَخِرَةِ حَسَنَةً وَ قِنَا عَذَاْبَ النَّاِر. وَ صَلَّى اللهُ عَلَى مُحَمَّدٍ وَ عَلَى آلِهِ وَ صَحْبِهِ وَ سَلَّمَ,  وَالْحَمْدُ ِللهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ.

عِبَادَ اللهِ، إِنَّ اللَّهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَ الْإِحْسَانِ وَإِيتَاءِ ذِي الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَ الْمُنْكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُونَ. فَاذْكُرُوْا اللهَ العَظِيمَ يَذْكُرْكُمْ، وَاشْكُرُوْ اعَلَى نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ، وَاسْأَلُوْا مِنْ فَضْلِهِ يُعْطِكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ اَكْبَرَ. وَاللهُ يَعْلَمُ مَا تَصْنَعُوْنَ

Contoh Khutbah Jum’at di Hari Yang Fitri Terbaru : Mari Kembali Ke Fitrah terbaik

 .

Khutbah Jum'at Singkat Terbaru : Fadillah Berbuat Kebajikan Kepada Orang Lain
Ditulis oleh Izzul Islam pada tanggal 9 May 2016

Baca juga