Izzul Islam

Penjelasan Mengenai Adab, Rukun, Tata Cara dan Bacaan Khutbah Jum'at dan Shalat Jum'at


Penjelasan Mengenai Adab, Rukun, Tata Cara dan Bacaan Khutbah Jum’at 

Izzul Islam. Hari Jum’at adalah salah satu dari tiga hari besar islam yang dirayakan oleh Rasulullah. Pada tiga hari besar ini juga dibacakan Khutbah yakni setelah sholat Sunnah Id pada 1 Syawal dan 10  Dzulhajji kemudian sebelum sholat Jum’at dua Rakaat. Berbeda dengan ceramah atau tausiah yang lain, Khutbah Jum’at disertai dengan rukun oleh karena itu ada tata cara yang harus dikerjakan secara tertib oleh Khotib atau orang yang menyampaikan Khutbah. Tanpa terlaksa dan tertib-nya rukun, maka tidak sah-lah Khutbah. Berikut ini Penjelasan Mengenai Adab, Rukun, Tata Cara dan Bacaan Khutbah Jum’at dan semoga bermanfaat.

Tata cara pelaksanaan shalat Jum’at

  1. Khatib naik ke atas mimbar pada saat tergelincirnya matahari dari ubun-ubun atau waktu dzuhur, Khatib naik ke mimbar, memberi salam lalu duduk.
  2. Muadzin mengumandangkan adzan seperti mengumandangkan adzan dzuhur.
  3. Khutbah Pertama: Kahtib berdiri, kemudian melanjutkan membaca khutbah pertama tanpa salam, karena sudah diawali sebelum Adzan. Secara umum khatib harus mengucapkan hamdalah, pujian, dilanjutkan dengan shalawat kepada Rasulullah SAW, dan membaca ayat suci Al-Qur’an. Setelah itu menyampaikan seruan dan ajakan ke jalan yang benar dengan suara lantang, seruan yang disertai dengan dorongan agar berbuat kabjikan dan kembali kepada jalan yang benar serta menyampaikan ancaman untuk mereka yang lalai sehingga orang yang mendengarkannya kembali kepada Allah SWT. Setelah kemudian duduk sejenak, memberikan kesempatan para Jamaah untuk duduk dan membaca do’a, karena salah satu waktu mustajab.
  4. Khutbah kedua: Khatib kemudian berdiri kembali melaksanakan khutbah ke dua yang dimuali dengan bacaan Hamdalah dan pujian, kemudian dilanjutkan sesuai dengan khutbah pertama dan ditutup dengan Do’a kepada seluruh umat muslim
  5. Khatib kemudian turun dari Mimbar, selandutnya muadzin Iqamah untuk melaksanakan Shalat dan Salah berjamah sebanyak dua rakaat dengan bacaan yang dikeraskan.

Rukuk Pembacaan Khutbah Jum’at

1. Membaca Hamdalah
Khutbah Jum’at selalu di mulai dengan bacaan Hamadalah yakni lafaz yang memuji Allah SWT, misalnya Alhamudillah atau Innalhamda Lillah atau Ahmudallah. Bacaan ini selalu memulai Khutbah pertama dan Khutbah Kedua. Adapaun Contoh Bacaan: 

إِنّ الْحَمْدَ ِللهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا و مِنْ َسَيّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ

Innal hamdalillahi nahmaduhu wa nasta’iinuhu wa nastaghfiruhu wa na’uudzubillaahi min syuruuri anfusinaa wa min sayyiaati a’maalinaa mayyahdihillaahu falaa mudhillalahu wa mayyudhlilfalaa haadiyalahu.

2. Membaca Shalawat Kepada Rasulullah SAW
Rukun kedua adalah membaca Shalawat kepada Nabi Muhammad SAW dan harus dilafaskan dengan jelas. As-shalatu ‘ala Muhammad, Ushalli ala Muhammad, atau ana mushallai ‘ala Muhammad. Biasanya juga disertai ajakan untuk bersalawat kepada Nabi. Adapun contoh bacaan:

اَللهُمّ صَلّ وَسَلّمْ عَلى مُحَمّدٍ وَعَلى آلِهِ وِأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدّيْن

Allahumma sholli wa sallam ‘alaa muhammadin wa ‘alaa alihii wa ash haabihi wa man tabi’ahum bi ihsaani ilaa yaumiddiin.

3. Washiyat untuk Bertaqwa
Wahiat adalah seruan, ajakan dan anjuran untuk bertaqwa kepada Allah SWT, beberapa ulama berpendapat bahwa selain wahiat dan ajakan dalam bertaqwa, Khatib juga menyampaikan ancaman atau menakut-nakuti seseorang yang meninggalkan jalan Taqwa kepada Allah SWT. Adapun contoh bacaan:

يَاأَيّهَا الّذَيْنَ آمَنُوْا اتّقُوا اللهَ حَقّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنّ إِلاّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ

yaa ayyuhalladziina aamanuu ittaqullaaha haqqa tuqaatihi wa laa tamuutunna ilaa wa antum muslimuun.

Rukun ketiga ini juga harus ada pada Khutbah Jum’at bagian kedua.

4. Mebaca ayat Al-Qur’an Minimal satu ayat.

Rukun yang ke empat adalah membaca ayat suci Al-Qur’an kemudian menyampiakan maksudnya. Minimal satu ayat berarti bacaan harus dilengkapkan bukan berupa ptongan yang belum lengkap, kalaupun Khatib telah membaca lengkap, maka pada ayat berikutnya boleh dipotong akan tetapi harus tetap lengkap maknanya. Ayat yang dipilih boleh apa saja, namun adabnya sebaiknya membaca ayat sesuai dengan isi Khutbah seperti conoth bacaan: 

فَاسْتبَقُِوا اْلخَيْرَاتِ أَيْنَ مَا تَكُونوُا يَأْتِ بِكُمُ اللهُ جَمِيعًا إِنَّ اللهَ عَلىَ كُلِّ شَئٍ قَدِيرٌ

Fastabiqul khairooti ayna maa takuunuu ya’ tinikumullahu jamii’an innallaaha ‘alaa kulli syaiin qodiiru (QS. Al-Baqarah, 2 : 148)

أَمّا بَعْدُ

ammaa ba’du..

Selanjutnya adalah menyapa jama’ah dengan sebutan ya Ayyuhal Muslimun, atau Ma’asyiral muslimin rahimakumullah atau dalam bahasa indonesia, Sidang Jum’at yang dirahamti oleh Allah. Kemudian mebacakan isi Khutbah Pertama dengan ditutup dengan pembacaan do’a kepada seluruh kaum muslimin.

بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ مِنْ كُلِّ ذَنْبٍ فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ.

barakallahu lii wa lakum fill qur’aanil azhiim wa nafa’nii wa iyyaakum bima fiihi minal aayaati wa dzikril hakiim. Aquulu qowlii hadzaa wa astaghfirullaaha lii wa lakum wa lisaa iril muslimiina min kulli danbin fastaghfiruuhu innahu huwal ghafuurur rahiimu.

Setelah itu duduk sembari memberi kesempatan kepada Jama’ah untuk bersholawat dan berdo’a karena salah satu waktu yang mustajab untuk berdo’a adalah diantara dua khutbah.  Setelah itu khatib kembali naik ke mimbar dan mulai membaca do’a kedua dengan diawali dengan bacaan hamdalah dan disusul dengan shalawat, sebagai contoh bacaan:

إِنّ الْحَمْدَ ِللهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاّ اللهُ وَلِيُّ الصَّالِحِينَ وَأَشْهَدُ أَنّ مُحَمّدًا خَاتَمُ الأَنْْْبِيَاءِ وَالْمُرْسَلِينَ اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ., أَمَّابعد,

Innal hamdalillahi robbal’aalamiin wa asyhadu an laa ilaaha illahllaahu wa liyyash shalihiina wa asyhadu anna muhammadan khaatamul anbiyaai wal mursaliina allahumma shalli ‘alaa muhammadan wa ‘alaa aali muhammadin kamaa shollayta ‘alaa ibroohiima wa ‘alaa alii ibroohiim, innaka hamiidum majiid.Wa barok ‘alaa muhammadin wa ‘alaa aali muhammadin kamaa baarokta ‘alaa ibroohiima wa ‘alaa alii ibroohiim, innaka hamiidum majiid.
Ammaa ba’ad..

Mebacakan Hutbah kedua yang berupa ringkasan khutbah pertama atau yang berkaitan dengan dengan isi khutbah pertama yang bersifat washiat taqwa.

Contoh**:** Khutbah Jum’at Terbaru-Menjadi Pribadi yang Bermanfaat

5. Doa untuk umat Islam pada khutbah kedua

Pada bagian akhir Khutbah jum’at, khatib diwajibkan untuk membacakan dan melafazkan do’a sebagai salah satu rukun khutbah Jum’at. Do’a yang ini ditujukan untuk keselamatan dan kebaikan seluruh umat muslim, misalnya conoth do’anya

اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ، وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اْلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ، إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدّعَوَاتِ.

رَبّنَا لاَتُؤَاخِذْ نَا إِنْ نَسِيْنَا أَوْ أَخْطَأْنَا رَبّنَا وَلاَ تَحْمِلْ عَلَيْنَا إِصْرًا كَمَا حَمَلْتَهُ عَلََى اّلذِيْنَ مِنْ قَبْلِنَا رَبّنَا وَلاَ تًحَمّلْنَا مَالاَ طَاقَةَ لَنَا بِهِ وَاعْفُ عَنّا وَاغْفِرْ لَنَا وَارْحَمْنَا أَنْتَ مَوْلاَنَا فَانْصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكَافِرِيْنَ.

رَبَنَا ءَاتِنَا فِي الدّنْيَا حَسَنَةً وَفِي اْلأَخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النّارِ. والحمد لله رب العالمين.

Allahummagh fir lilmuslimiina wal muslimaati, wal mu’miniina wal mu’minaatil ahyaa’I minhum wal amwaati, innaka samii’un qoriibun muhiibud da’waati.

Robbanaa laa tuaakhidznaa in nasiinaa aw akhtho’naa. Robbanaa walaa tahmil ‘alaynaa ishron kamaa halamtahuu ‘alalladziina min qoblinaa.Robbana walaa tuhammilnaa maa laa thooqotalanaa bihi, wa’fua ‘annaa wagh fir lanaa war hamnaa anta maw laanaa fanshurnaa ‘alal qowmil kaafiriina.

Robbana ‘aatinaa fiddunyaa hasanah wa fil aakhiroti hasanah wa qinaa ‘adzaabannaar. Walhamdulillaahi robbil ‘aalamiin.

Setelah membaca doa’, khatib turun dari mimbar tanpa mengucapkan sholat penutup karena proses shalat jum’at belum selesai dan bukan dikahiri dengan khutbah kedua. Turunya khatib dari mimbar di ikuti dengan iqamah tanda shoalt jum’at dua rakaat segera didirikan kemudian sesuai dengan sunnah Rasulullah SAW, bacaan sholat jum’at surat  al a’laa dan al ghasyiyyah, atau bisa juga surat lain seperti surat Al-Kahfi.

Ketentuan lain yang dilarang dan disunnahkan pada hari jum’at dan mendengar Khutbah Jum’at.

Keududukan Khutbah Jum’at

gambar dp Penjelasan Mengenai Adab, Rukun, Tata Cara dan Bacaan Khutbah Jum’at dan Shalat Jum’at

Khutbah Jum'at Singkat Terbaru : Fadillah Berbuat Kebajikan Kepada Orang Lain Materi Ceramah Agama dan Kultum Ramadhan : Rugilah Orang Yang Berpuasa Dan Mereka Yang Sholat

# Khutbah

Related

Khutbah Jumat Bahasa Jawa Tentang Nabi Ibrahim

Khutbah Idul Adha Singkat Terbaru 2023: Ikhtiar Mengembalikan Kemuliaan dan Kehormatan Umat Islam

Teks Khutbah Idul Adha Terbaru 2023: Memaknai Wasiat Nabi Ibrahim AS

Khutbah Jumat Terbaru 2023: Berhaji Wada’ Bersama Nabi SAW

Khutbah Jumat Judul Memaknai Dunia Akhirat

Latest

Kenapa Pernikahan Sedarah Dilarang Dalam Islam?

Inilah Hak-Hak Suami Istri Menurut Islam

Bagaimana Bacaan Sholat Wajib NU (Nahdatul Ulama)

Manfaat Berkumpul dengan Orang Sholeh

Rukun Khutbah Shalat Jumat yang Wajib Diketahui Setiap Muslim