Khutbah Jum'at Terbaru: Menghadapi Masa Depan Yang Lebih Baik


Khutbah Jum’at Terbaru: Menghadapi Masa Depan Yang Lebih Baik

السلام عليكم ورحمة الله وبركاته

الحَمْدُ لِلّهِ رَبّ الْعَالَمِيْنَ. وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى اَشْرَاف الْاَنْبِيِاء وَالْمُرْسَلِيْنَ وَعَلَى اَلِهِ وَصَحْبِهِ اَجْمَعِيْنَ أَشْهَدُ اَنْ لَااِلهَ اِلَّااللهُ. وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ االداَّعِيْ إِلىَ الصِّراَطِ المُسْتَقِيْمِ. اللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَباَرِكْ عَلىَ نَبِيِّناَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحاَبِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلىَ يَوْمِ الدِّيْنَ. أَماَّ بَعْدُ. فَيَااَيُّهَا الْعَائِدُوْنَ وَالْفَائِزُوْنَ,أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ المُتَّقُوْنَ. وَاتَّقُوْا الله حَقَّ تُقاَتِهِ وَلاَتَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ وَقَالَ اللهُ تَعَالَى فِى الْقُرْآنِ الْكَرِيْمِ اَعُوْذُبِاللهِ مِنَ الشَّيْطّانِ الرَّجِيْم بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْم يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَلْتَنْظُرْ نَفْسٌ مَا قَدَّمَتْ لِغَدٍ وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ خَبِيرٌ بِمَا تَعْمَلُونَ

 

Izzul Islam. Alahadulillah, Segala puji hanya milik Allah SWT, tuhan penguasa semesta alam beserta isinya baik yang masih hidup maupun yang telah meninggal, baik yang bernyawa maupun yang tidak bernyawa. Tidak lupa salam dan salawat kita hanturkan kepada junjungan nabi Muhammad SAW yang telah berjuang membawa perintah Allah untuk menunjukkan kepada umat akhir zaman kepada jalan yang di Ridhoi oleh Allah SWT.

Maasyiral Muslimin Rahimakumullah.

Allah SWT berfirman dalam surah Al-Hasyr ayat 18

يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَلْتَنْظُرْ نَفْسٌ مَا قَدَّمَتْ لِغَدٍ وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ خَبِيرٌ بِمَا تَعْمَلُونَ

Artinya : “Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat), dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan”. (QS Al-Hasyr [59] : 18).

Pada firman Allah ini dimulai dari ajakan yang sangat penting karena tidak semua orang diajak tapi hanya mereka yang beriman, sebaai seruan  يا أَيُّهَا الَّذينَ آمَنُوا  yang berarti hai orang-orang yang beriman. Abdullah bin Mas’ud RA memberikan penjelasan bahwasanya setiap firman Allah yang di mulai dari seruan yang mengajak orang-orang beriman pasti akan dilanjutkan perihal khusus yang penting baik berupa perintah atau pun larangan. 

Sebegitu pentingnya seruan pembuka ini, bahkan di dalam Al-Qur’an seruan  يا أَيُّهَا الَّذينَ آمَنُوا di ulangi hingga 80 kali lebih. Pada bahasa arab, kata seruan yang berupa panggilan “Ya” dapat diartikan ke dalam bahasa Indonesia dalam bentuk kata “hai’ atau “Wahai”. Penggunaan kata ini sangat banyak di gunakan di dalam Al-Qur’an “Ya ayyuha”, seperti pada kata “Ya ayyuhan naas”, “Ya ayyuhal insan”, “Ya ayyuhan nabiy”, “Ya ayyuhal mudats-tsir”, “Ya ayyuhal muzzammil”, dan lainnya. Artinya sama, berupa panggilan orang-orang tertentu, dan panggilan yang ditujukan secara khusus akan diikuti dengan sungguh-sungguh untuk mereka yang terpanggil.

Pada Tafsir Ibnu Katsir, kata “Ya” adalah sebuah bentuk komunikasi tuhan kepada hambanya yang berimana, seperti ajakan untuk berbicara. Kata ini juga mewakili bentuk perintah yang telah diperhitungkan oleh Allah SWT kepada setiap hambanya berupa perintah yang sudah pasti dapat dilaksanakan. Dalam hal ini tidak mungkin diikuti oleh perintah yang sulit untuk dilaksanakan.

Hadiri Jamaah Jum’at Yang Dimuliakan Oleh Allah SWT

Umat Islam adalah satu, tidak pernah disebutkan dalam kitab apapun bahwasanya islam itu ada banyak, karena dari sekian banyak golongan yang disinggung hanya ada satu yang yang benar, yang manakah itu? Bukan Islam Muhammadiyah, Bukan Islam NU seperti dikotomi yang selalu muncul dalam Masyarakat, bahkan Baru-baru muncul lagi Islam PKS, Islam HTI, karena sungguh semua yang saya sebutkan tersebutkan bukanlah Islam, melainkan organisasi sedangkan Islam yang ada pada diri masing-masing organisasi tersebut adalah saudara.

Mengapa ini saya tegaskan? karena adanya kehawatiran dari pribadi saya sendir melihat situasi umat islam yang cenderung saling menyalahkan, cenderung saling membentuk Sekte, pada umat islam itu sendiri harusnya satu dan saling menutupi aib saudaranya.  Jikalau ada organisasi Islam yang mengumbar AIB saudaranya maka sebaiknya anda mencari Organisasi baru Islam yang baru. selain dari apda Itu tujuan dari berorganisasi dalam islam bukanlah tujuan utama melainkan tujuan untuk memperkuat Islam dan menujukkan bahwa seluruh umat islam itu adalah satau seperti firman Allah dalam Surah Ali Ilmran 

 

وَاعْتَصِمُوا بِحَبْلِ اللَّهِ جَمِيعًا وَلَا تَفَرَّقُوا وَاذْكُرُوا نِعْمَةَ اللَّهِ عَلَيْكُمْ إِذْ كُنْتُمْ أَعْدَاءً فَأَلَّفَ بَيْنَ قُلُوبِكُمْ فَأَصْبَحْتُمْ بِنِعْمَتِهِ إِخْوَانًا وَكُنْتُمْ عَلَى شَفَا حُفْرَةٍ مِنَ النَّارِ فَأَنْقَذَكُمْ مِنْهَا كَذَلِكَ يُبَيِّنُ اللَّهُ لَكُمْ آَيَاتِهِ لَعَلَّكُمْ تَهْتَدُونَ

Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah akan ni`mat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa Jahiliyah) bermusuh musuhan, maka Allah mempersatukan hatimu, lalu adilah kamu karena ni`mat Allah orang-orang yang bersaudara; dan kamu telah berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu daripadanya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu, agar kamu mendapat petunjuk. (Qs.3:103)

Hadirin Jama’ah Jum’at Yang Berbahagia

Pada bagian pertama Ayat Al’-Qur’an yang saya bacakan, yakni Al-Hasyr ayat 18, Allah SWT memberikan seruang kepada setiap yang beriman untuk memelihara ketaqwaan kepada Allah SWT. Perintah TAqwa ini menunjukkan bahwasanya pengakuan atau kesaksian bahwa tidak tuhan selain Allah SWT dan Muhammad adalah utusan Allah tidaklah cukup. Usaha dan keihlasan dalam bertaqwa serta berserah diri sepenuhnya kepada Allah SWT hanya dengan harapan mendapatkan Ridhoanya, Bersyukru akan segala nikmatnya yang telah diberikan, menjalankan seluruh perintah dan menjauhi seluruh larangan dan selalu berlapang dalam menerima ujian adalah bentuk usaha dalam meningkatkan ketaqwaan kepada Allah SWT.

Kemudian selian dari hal tersebut, agark Ketaqwaan kepada Allah SWT semakin tumbuh subur, maka kita harusnya senangtiasa memperbanyak ibadah kepada Allah SWT dengan perasaan cinta dan tanpa ada paksaan, menyejahterakan jama’ah, memperbanyak tadarrus, bersitigfar, melaksanakan sunnah, dan mengeluarkan Sedekah akan memperkuat kadar ketaqwaan seseorang kepada Allah SWT.

Itulah sebabnya pada penggalan ayat di atas menegur kita dengan kalimat :

 

وَلْتَنْظُرْ نَفْسٌ مَا قَدَّمَتْ لِغَدٍ

“…dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok.…”

Hari esok dalam hal ini adalah hari Akhirat. Hidup di dunia tentu saja hanya persinggahan, dan sebagaimana tempat persinggahan, Dunia adalah tempat mencari bekal di Akhirat. Adapaun mereka yang berhasil mecari bekal yang baik maka Syurga adalah balsan, sedangkan mereka yang tetap terlena di Dunia dan memperkaya diri, sibuk menjelekkan saudaranya maka sungguh siksa Allah sangatlah Pedih.

Maka, marilah kita songsong hari akhir, kita menabung amal kebaikan, meningkatkan ilmu dan amal, gemar bershadaqah, dan berprestasi, menjadi generasi shalihin-shalihat yang lebih baik lagi. Amin yaa robbal ‘alamin.

أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ. وَاسْتَغْفِرُوْهُ، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ

.

Khutbah Kedua : 

اَلْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِيْ كَانَ بِعِبَادِهِ خَبِيْرًا بَصِيْرًا، تَبَارَكَ الَّذِيْ جَعَلَ فِي السَّمَاءِ بُرُوْجًا وَجَعَلَ فِيْهَا سِرَاجًا وَقَمَرًا مُنِيْرًا. أَشْهَدُ اَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وأَشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وُرَسُولُهُ الَّذِيْ بَعَثَهُ بِالْحَقِّ بَشِيْرًا وَنَذِيْرًا، وَدَاعِيَا إِلَى الْحَقِّ بِإِذْنِهِ وَسِرَاجًا مُنِيْرًا. اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كَثِيْرًا. أَمَّا بَعْدُ؛ يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوا اتَقُوا اللهَ وَلْتَنْظُرْ نَفْسٌ مَا قَدَّمَتْ لِغَدٍ وَاتَّقُوا اللهَ إِنَّ اللهَ خَبِيْرٌ بِمَا تَعْمَلُوْنَ.

إِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ، يَاأَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ وَرَضِيَ اللهُ تَعَالَى عَنْ كُلِّ صَحَابَةِ رَسُوْلِ اللهِ أَجْمَعِيْنَ. رَبَّنَا لاَ تُزِغْ قُلُوْبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا وَهَبْ لَنَا مِن لَّدُنْكَ رَحْمَةً إِنَّكَ أَنتَ الْوَهَّابُ. رَبَّنَا أَفْرِغْ عَلَيْنَا صَبْرًا وَثَبِّتْ أَقْدَامَنَا وَانْصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكَافِرِيْنَ. اَللَّهُمَ أَعِزَّ اْلإِسْلاَمَ وَالْمُسْلِمِيْنَ ، وَأَلِّفْ بَيْنَ قُلُوْبِهِمْ وَأَصْلِحْ ذَاتَ بَيْنِهِمْ وَانْصُرْهُمْ عَلَى عَدُوِّكَ وَعَدُوِّهِمْ. رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُوْنَ، وَسَلاَمٌ عَلَى الْمُرْسَلِيْنَ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ

Khutbah Jum’at Terbaru: Menghadapi Masa Depan Yang Lebih Baik

Apakah Hukumnya Menunda membayar Hutang Puasa Hingga Ramadhan Berikutnya?
Ditulis oleh Izzul Islam pada tanggal 29 May 2016

Baca juga